Asal Mula Lapis Surabaya Di Nusantara

  • Lapis Surabaya, sebuah keajaiban kuliner yang tercatat sebagai warisan Hindia Belanda, muncul dengan nama Spekkoek, mengundang kita untuk menyelami jejak sejarah dan perjalanan kuliner yang memikat. Melalui penelusuran situs resmi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS).
  • Nama Spekkoek berasal dari bahasa Belanda, dengan “spek” yang artinya lemak daging babi dan “koek” yang berarti kue. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa pembuatan kue lapis ini tidak melibatkan bahan dari daging babi.
    • Penggunaan istilah “spek” dalam Spekkoek sebenarnya lebih terkait dengan penampilan kue yang memiliki banyak lapisan, mirip dengan lemak perut babi. Istilah ini menjadi deskripsi visual yang menggambarkan keunikannya.
  • Spekkoek memiliki akar dalam masa kolonial Belanda di Indonesia, inspirasi utamanya berasal dari kue lapis Eropa. Pada masa itu, penjajah Belanda sering memproduksi dan menyajikan kue ini, yang kemudian mengalami modifikasi dan adaptasi oleh keturunan Tionghoa di Indonesia. Mereka menghadirkan sentuhan lokal dengan menggunakan bahan dan rempah-rempah khas Indonesia, seperti kayu manis, cengkeh, pala, dan adas manis.

Perkembangan Lapis Surabaya tidak hanya mencerminkan transformasi kuliner, tapi juga menunjukkan adaptasi budaya yang kaya dan kreativitas dalam menciptakan rasa yang unik. Rempah-rempah tradisional Indonesia menjadi bahan penting yang mengubah karakteristik kue, menciptakan harmoni rasa yang sesuai dengan selera lidah Indonesia. Dengan demikian, Lapis Surabaya bukan sekadar warisan kuliner Belanda, melainkan simbol dari perpaduan budaya yang memperkaya keberagaman kuliner Indonesia.

Lapis Surabaya bukan hanya kue tradisional belaka, ia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai perayaan dan acara khusus di Indonesia. Dari Lebaran hingga Natal, Imlek, dan acara istimewa lainnya.

Lapis Surabaya menyajikan kelezatan yang membawa nostalgia sekaligus kehangatan dalam setiap potongannya. Dengan begitu, cerita di balik Lapis Surabaya adalah mengenali bukan hanya sejarah kuliner, tetapi juga kekayaan budaya yang terus berkembang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *